ISSN 3046-5532
Tentang Jurnal Ini
Jurnal Desain Produk Nasional (JDPN) adalah jurnal terbuka—yang dikelola oleh Program Studi Desain Produk, Fakultas Arsitektur dan Desain dan bekerja sama dengan Forum Program Studi Desain Produk Indonesia sebagai anggota afiliasi dari Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)—yang berfokus pada publikasi penelitian di bidang desain secara umum, baik sebagai hasil kegiatan penelitian tradisional maupun karya desain. JDPN diterbitkan dua kali setahun, Maret dan September.
Jurnal Desain Produk Nasional (JDPN) bertujuan untuk membangun dan memperkuat semua nuansa akademik yang terkait dengan bidang desain produk, desain industri, craft, desain fashion, dan bidang desain terkemuka lainnya yang menghasilkan artefak.
Semua tulisan yang diterima harus didasarkan pada proses pembuatan (atau penciptaan) artefak, analisis kreatif, hasil penelitian desain, konsep dan ide, penerapan teori dan metode, pendapat filosofis, atau resensi buku.
CAKUPAN
Ruang lingkup Jurnal Desain Produk Nasional adalah—namun tidak terbatas pada—sebagai berikut:
- Proses Kreasi, Metode Desain dan Pendekatan dan Proses.
- Aspek sosial dan budaya Desain.
- Manajemen Desain dan Strategi.
- Kerajinan dan Desain.
- Pendidikan Desain
- Ergonomi Desain.
- Sejarah Desain, Teori dan Filsafat
- Desain dan Bahan.
- Desain Interaksi dan Pengalaman Pengguna
Kriteria Publikasi
Untuk dapat dimuat di Jurnal Desain Indonesia, sebuah naskah harus memenuhi lima kriteria sebagai berikut:
- Orisinalitas tulisan.
- Kejelasan metodologi yang diterapkan.
- Deskripsi latar belakang yang menunjukkan pentingnya temuan.
- Relevansi dengan praktik desain
- Penggunaan referensi baru (sebaiknya dalam 5 tahun terakhir)
Rekomendasi hasil review adalah sebagai berikut:
- Naskah diterima
- Naskah membutuhkan perbaikan tulisan
- Isi naskah perlu ditinjau
- Naskah ditolak
Hingga saat ini, Jurnal Desain Produk Nasional didukung oleh Jurusan/Program Studi Desain Produk lembaga tersebut dibawah ini
- Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya
- Institut Seni Indonesia Denpasar
- Institut Seni Indonesia Yogyakarta
- Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
- Institut Teknologi Bandung
- Institut Teknologi Sains Bandung
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember
- Institut Teknologi Telkom Purwokerto
- Politeknik Negeri Samarinda
- Univeristas Paramadina
- Universitas Ciputra
- Universitas Dinamika
- Universitas Esa Unggul
- Universitas Islam Nahdlatul Ulama
- Universitas Kristen Duta Wacana
- Universitas Pelita Harapan
- Universitas Pembangunan Jaya
- Universitas Pendidikan Indonesia
- Universitas Prasetiya Mulya
- Universitas Surabaya
- Universitas Telkom
- Universitas Trilogi
- Universitas Trisakti
Terbitan Terkini

Desain Inklusif ialah paradigma rekayasa sistem interaktif yang mengintegrasikan heterogenitas manusia sebagai variabel desain sejak tahap konseptual, bukan sebagai penyesuaian akhir. Prinsip ini muncul dari konvergensi studi disabilitas, ergonomi antropometrik, psikologi kognitif, dan analisis konteks sosial‐teknis, sehingga menghasilkan artefak fisik maupun digital yang mempertahankan kinerja optimal di sepanjang rentang kemampuan sensorik, motorik, dan kognitif pengguna tanpa memerlukan solusi khusus terpisah. Kerangka teoretiknya menekankan kontinum aksesibilitas: batas normal versus patologis dibaurkan menjadi spektrum fleksibel, di mana titik potong statistik rata‐rata digantikan oleh distribusi probabilitas kebutuhan fungsional yang berubah seiring usia, trauma, atau konteks lingkungan. Metodologi desain inklusif mengaplikasikan prinsip universal design (UD) yang terdiri atas tujuh elemen—equitable use, flexibility in use, simple and intuitive use, perceptible information, tolerance for error, low physical effort, serta size and space for approach and use—namun diperluas dengan analisis persona ekstrem (extreme user) dan simulasi disabilitas berbasis digital twin untuk memvalidasi kinerja antarmuka pada kondisi tekanan tinggi. Pendekatan ini mensinergikan Human‐Centered Design (HCD) ISO 9241-210 dengan kerangka kerja Participatory Design (PD) yang melibatkan komunitas difabel secara langsung dalam siklus sprint iteratif, menjamin keabsahan empiris serta keadilan prosedural. Di bidang teknologi, desain inklusif mendorong adopsi standar W3C WCAG 2.2 pada layer presentasi, semantic web pada layer konten, dan adaptive user interface (AUI) pada layer interaksi, sehingga memungkinkan personalisasi otomatis berbasis preferensi aksesibilitas yang tersimpan dalam profil digital terenkripsi. Sementara itu, pada produk fisik, teknik seperti modularitas komponen, material multi‐sensory (tekstur, kontras warna, suara haptic), dan geometri adaptable (misalnya grip diameter bervariasi) dipadukan dengan manufaktur aditif untuk memproduksi varian massal yang tetap ekonomis. Evaluasi klinis menggunakan parameter ISO/IEC 25010 yang diperluas dengan indikator Quality of Life (WHOQOL) dan System Usability Scale (SUS) versi aksesibilitas, memastikan dampak kesehatan mental dan efisiensi tugas terukur secara longitudinal. Studi meta‐analisis menunjukkan bahwa implementasi desain inklusif meningkatkan retensi pengguna hingga 35 % dan mengurangi biaya akomodasi per individu sebesar 42 % dibanding solusi adaptif konvensional. Kritik utama mengarah pada risiko kompleksitas desain yang meningkat; namun, simulasi agent‐based menunjukkan bahwa modularitas tingkat tinggi justru menurunkan entropy sistem sebesar 18 % karena reduksi kasus edge‐case. Tantangan etis berkaitan dengan privasi data preferensi aksesibilitas; karenanya, desain inklusif kontemporer mengintegrasikan prinsip privacy by design serta audit algoritma berbasis federated learning untuk mencegah bias kolektif. Kesimpulannya, desain inklusif bukan sekadar kepatuhan terhadap regulasi, melainkan strategi inovasi yang memperluas pasar, meningkatkan reputasi merek, dan pada level paling mendasar memperkuat prinsip kebermanfaatan universal teknologi dalam masyarakat yang semakin heterogen.
Jurnal Desain Produk Nasional memfokuskan diri pada desiminasi hasil perancangan (desain) dengan menggunakan template design report sesuai dengan konvensi yang telah dibentuk oleh Forum Program Studi Desain Produk Indonesia